Aini menggapai-gapai permukaan lantai, tapi tidak bisa. Jaraknya jauh, ia tidak sanggup meraihnya. Dokter Arwani pun tidak bisa mendorong anaknya
Continue reading
Aini menggapai-gapai permukaan lantai, tapi tidak bisa. Jaraknya jauh, ia tidak sanggup meraihnya. Dokter Arwani pun tidak bisa mendorong anaknya
Continue readingBelakangan ini, Aini selalu bermimpi didatangi sosok lelaki yang bernama Arwani. Anehnya ia bukan hanya melihat dokter Arwani dalam mimpi
Continue readingRuang rawat inap seketika mencekam.Tangis kerabat pasien memenuhi ruangan. Mereka tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi, keluarga mereka meninggal
Continue readingSore hari, Pak Lukman si penjaga kamar mayat sedang sibuk menerangkan prosedur bekerja pada Mamat, seorang karyawan baru. Minggu kemarin,
Continue reading“Ibu tahu kalau di kamar mayat ada lubang?” saat jam istirahat, Aini sengaja menghampiri Bu Ruslah, petugas kebersihan di rumah
Continue readingDulu, Arwani adalah seorang dokter di rumah sakit jalan Kabayan. Dia terkenal sebagai dokter yang sangat ramah. Ia menikahi gadis
Continue reading“I… ibu kok bisa ada di sini?” tanya Aini sambil ketakutan. “Anak saya, Mbak. Tolong anak saya,” tanpa menjawab pertanyaan
Continue readingAngga berteriak ketakutan lalu lari sekuat tenaga menuju ruang IGD. Dengan terengah-engah, ia menjelaskan apa yang barusan dilihatnya pada Dokter
Continue readingAini masih bingung dengan apa yang ia alami kemarin malam. Ia jelas-jelas bertemu dan membantu dokter Arwani menangani pasien. Tapi,
Continue readingSejenak layar kamera itu mati lalu menyala kembali menayangkan sebuah kejadian jauh sebelum rumah sakit itu ditutup. Dari layar tersebut
Continue reading