Bekas Rumah Sakit (Episode 2): Kalungku Hilang

Posted by

Masih di malam yang sama, Udin seorang youtuber ekspedisi horor diam-diam masuk ke halaman rumah sakit melalui gerbang belakang. Ia mengenakan kaus hitam, celana levis selutut, dan sendal jepit. Kameranya ia arahkan ke gedung itu.

“Sesuai permintaan kalian guys, malam ini aku bakal menelusuri gedung bekas rumah sakit yang katanya angker. Ikuti terus perjalananku, ya!”

Udin menyorotkan cahaya senternya ke sebuah pintu rumah sakit, ternyata pintu itu terkunci.

“Lihat guys, pintunya terkunci. Gimana, ya?”

“Hahaha… jangan khawatir guys. Aku udah bawa linggis kok. Kita dobrak pelan-pelan,” katanya sambil mengeluarkan sebuah linggis pendek dari dalam tas.

Udin meletakkan kameranya, ia tampak kesulitan mendobrak pintu itu.

“Gila susah banget guys,” ia menyeka keringat di dahi.

“Aku coba lagi, ya.”

Dengan susah payah, akhirnya dia bisa mendobrak pintu itu. Udin tersenyum, ia meraih kameranya dan menyorotkannya ke dalam ruangan. Itu sebuah koridor, di setiap sisi dindingnya terdapat pintu-pintu ruangan khusus untuk pasien.

“Guys, kita udah ada di dalam rumah sakit nih dan lihat keren banget guys! Aku nggak sabar pengin nelusurin setiap ruangannya. Tuh, lihat banyak sarang laba-laba, lantainya juga kotor banget. Pasti udah lama banget nggak ada orang yang ke sini.”

Ia semakin masuk ke dalam rumah sakit, melewati koridor dan berbelok ke arah kanan. Tiba-tiba ia menemukan sesuatu yang menarik untuk dibahas.

“Guys, kalian lihat!” kamera diarahkan ke lantai.

“Ada jejak kaki, ikuti yuk.”

“Guys sumpah aku mulai tegang. Ini aneh banget, kenapa ada jejak kaki yang mengarah ke ruangan ini. Kalian lihat, ini ruang rawat inap guys.”

Ia perlahan membuka pintu itu lalu menyorotkan cahaya kameranya ke segala arah. Tidak ada siapa-siapa di sana, ia lalu masuk ke dalam ruangan tersebut untuk merekamnya. Perlahan Udin menelusuri satu persatu ranjang pasien itu. Semakin ia berjalan ke sudut ruangan, semakin terdengar suara aneh.

“Guys kalian dengar nggak? Ada suara cewek nangis,” katanya sambil menoleh ke kamera.

“Ini beneran suara cewek nangis guys, suaranya dari arah sana,” ia mengarahkan kameranya pada sebuah ranjang pasien yang tertutup oleh tirai.

“Guys kalian lihat ya. Dari semua ranjang pasien ini hanya ranjang yang di ujung itu tuh yang tertutup tirai. Suaranya dari dalam sana guys!”

Demi konten youtube-nya, Udin memberanikan diri mendekati sumber suara tersebut. Ia melangkah perlahan, itu jelas suara perempuan dewasa yang sedang menangis tersedu-sedu.

“Mbak?”

“Mbak kenapa nangis?” tanya Udin, ia belum membuka tirai itu.

“Mbak?” Udin berhenti tepat di depan ranjang yang ditutupi tirai putih.

Perlahan ia membuka tirainya dan benar saja ada seorang perempuan di sana. Wanita itu duduk di atas ranjang pasien yang penuh dengan debu. Perempuan itu terlihat masih muda, mungkin umurnya sekitar dua puluh tahun.

“Mbak kok ada di sini?” Udin menghela napas lega, ia senang ternyata yang ia jumpai memang manusia.

“Kalung saya, Mas,” katanya.

“Kalung Mbak kenapa?”

“Kalung saya hilang di sini. Tolong saya Mas, tolong bantu carikan kalung saya.”

“Kok bisa hilang di sini, Mbak?”

“Waktu siang saya main di gedung ini, Mas.”

“Tenang, Mbak. aku akan bantu carikan kalung mbak yang hilang,” Udin semakin semangat karena kontennya akan semakin menarik.

“Oke guys, kali ini aku punya misi untuk mencari kalungnya Mbak… maaf dengan Mbak siapa?” Udin menoleh ke perempuan itu.

“Kila,” jawab perempuan itu singkat.

“Oke, jadi kita akan bantu Mbak Kila… Eh….”

Sebelum Udin selesai bicara, Kila sudah menarik lengannya.

“Ke arah sini Mas, ayok kita cari kalung saya.”

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *